Judul : PERANG UHUD
link : PERANG UHUD
PERANG UHUD
PERANG UHUD
A. SEBAB – SEBAB PERANG UHUD
Setelah perang Badar, Nabi Muhammad ﷺ. membuat perjanjian dengan beberapa suku badui. Suku-suku tersebut melihat kekuatan Nabi Muhammad ﷺ. pada perang badar. Mereka menjalin hubungan dengan kaum muslimin agar posisi mereka kuat. Akan tetapi, kaum kafir Quraisy tidak pernah berhenti dalam usahanya untuk menghancurkan kaum muslimin. Mereka berusaha mempengaruhi suku-suku tersebut agar perpihak kepada mereka.
Kekalahan dalam perang badar merupakan noda hitam bagi kehormatan kaum kafir Quraisy. Hal itu ,menimbulkan dendam yang mendalam di hati mereka. Rasa dendam itulah yang membuat mereka berusaha untuk menyerang dan mengancurkan kaum muslimin.
B. BERKECAMUKNYA PERANG UHUD
Para pemimpin Quraisy kemudian bermufakat dalam usaha menyerang kaum muslimin. Mereka menunjuk Abu Sufyan sebagai pemimpin pasukan Quraisy. Abu Sufyan sangan dendam kepada kaum Muslimin karena kekalahannya ketika perang badar dua tahu silam.
Abu Sufyan menyiapkan pasuan yang tangguh. Pasukan itu berjumlah 3.000 orang. Mereka terdiri dari 700 pasukan berbaju besi yang didukung oleh 3.000 unta dan 200 kuda. Di bawah pimpinan Abu Sufyan mereka bergerak menuju Madinah. Setibanya di bukit Uhud, mereka sengaja menggembalakan unta-unta dan kuda-kudanya dikebun milik penduduk Madinah. Hal itu mereka lakukan untuk memancing penduduk Madinah agar kelauar untuk menyerangnya.
Di lain pihak, kaum muslimin tidak mengetahui rencana penyerangan kaum kafir Quraisy. Nabi Muhammad ﷺ. menerima berita tentang rencana tersebut dari pamannya, Abbas bin Abdul Muthalib yang telah memeluk Islam tetapi ia masih tinggal di Makkah.
Nabi Muhammad ﷺ. kemudian mengirimkan mata-mata untuk mengetahui pasukan musuh. Setelah mendapatkan beriat dari mata-mata tersebut, Nabi Muhammad ﷺ. mengadakan musyawarah dengan para sahabatnya. Sejumlah sahabat menghendaki melawan musuh di dalam kota madinah. Akan tetapi, pendapat yang lebih banyak menghendaki peperangan dilakukan di medan terbuka. Pendapat itu diusulkan oleh sebagian besar pemuda pada waktu itu. Nabi Muhammad ﷺ. berhasil membentuk pasukan yang berjumlah 1.000 orang.
Walau jumlah kaum muslimin dibawah kaum kafir Quraisy, mereka tetap semangat. Mereka yakin bahwa Allah ﷻ. pasti akan menolong mereka. Setelah selesai shalat Jum’at yang bertepatan dengan tanggal 13 Syawal tahun 3 H. Nabi Muhammad saw. memimpin pasuka menuju Bukit Uhud. Ditengah perjalanan, sebanyak 300 orang munafik mamisahan diri dari pasukan Nabi Muhammad ﷺ. mereka yang berkhianat dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Salul. Akibatnya, jumlah pasukan muslimin tinggal 700 orang saja.
Nabi Muhammad ﷺ. kemudian menyusun strategi. Beliau menempatkan 50 orang pasukan pemanah di atas bukit yang dipimpin oleh Abdullah bin Zubair untuk mengamankan pasukan baris belakang. Nabi Muhammad ﷺ. memerintahkan kepada mereka untuk tidak meninggalkan posisinya dalam keadaan apapun sebelum ada perintah. Akhirnya, kedua pasukan saling bertemu dan berhadapan. Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib memperlihatkan keperkasaannya. Mereka berhasil membunuh beberapa tokoh Quraisy. Akan tetapi, dalam sebuah kesempatan, Hamzah bin Abdul Muthalib terbunuh Oleh Wahsyi. Ia adalah budak Hindun (istri Abu Sufyan). Hindun menaruh dendam yang amat besar kepada Hamzah bin Abdul Muthalib karena telah membunuh ayahnya. Setelah Hamzah gugur Hidun segera merobek dada Hamzah dan mengunyah jantungnya sebagai pelampiasan rasa dendamnya. Gugurnya Hamzah menambah kegigihan tentara kaujm muslimin. Musuh menjadi kewalahan dan bercerai berai.
Melihat kemenangan yang hampir diraih oleh kaum muslimin, beberapa pasukan muslimin lupa akan nasihat Nabi Muhammad ﷺ. Meraka lalu meninggalkan posisinya masing-masing untuk berburu harta rampasan, termasuk pasukan pemanah. Akibatnya, Khalid bin Walid yang menjadi komandan pasukan cadangan kafir Quraisy berhasil menyerang balik kaum muslimin. Korban berjatuhan tak terelakkan di kalangan kaum muslimin. Dalam peristiwa itu, tidakmkurang dari 70 orang pasukan muslimin mati syahid. Di antaranya adalh Mus’ab bin Umair pembawa panji kaum muslimin. Wajah Mus’ab bin Umair hampir mirip dengan wajah Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, beberapa orang menyangka bahwa Nabi Muhammad ﷺ. telah mati. Padahal, Nabi Muhammad ﷺ. hanya menderita luka-luka ringan di lengannya akibat serangan senjata lawan.
Berita kematian Nabi Muhammad ﷺ. tersebut telah menimbulakn keguncangan di kalangan kaum muslimin. Akan tetapi, Ka’ab bin Malik melihat Nabi Muhammad ﷺ. masih hidup dan dijaga oleh para pengawalnya yang gagah berani, seperti Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khattab dan Sa’ad bin Abi Waqas. Nabi Muhammad ﷺ. kemudian berdiri ditempat yang agak tinggi untuk memberi komando. Nabi Muhammad ﷺ. terus memberi semangat kepada pasukannya untuk terus berperang.
Kegigihan kaum muslimin membuat kaum kafir Quraisy menarik diri dari pertempuran. Mereka kemudian mendirikan tenda dan tinggal beberapa saat di Hamra asl-Aswad, wilayah yang terletak beberapa mil dari kota Madinah. Di tempat ini, mereka menyusun rencana selanjutnya. Pasukan kaum muslimin kemusian menyusul mereka di Hamra al-Aswad. Mereka tinggal disana untuk berjaga-jaga dengan menyalakan api unggun besar di malam hari. Kedua pasukan saling menunggu dan akhirnya pulang ke kota masing-masing.
C. AKIBAT PERANG UHUD
Keberhsailan Nabi Muhammad ﷺ. dan kaum muslimin dalam membendung pasukan kafir Quraisy telah membuat tokoh-tokoh Quraisy menjadi gusar. Hal itu menunjukkan bahwa kaum kafir Quraisy tidak mampu meraih kemenangan yang nyata. Walaupun demikian, mereka merasa puas karena telah membunuh sejumlah tokoh kuat dari muslimin seperti Hamzah bin Abdul Muthalib.
Melihat hal itu, kaum Yahudi Madinah makin membenci kaum muslimin. Tanpa mengindahkan perjanjian dengan Nabi Muhammad ﷺ. mereka bersekongkol dengan kaum kafir Quraiys Makkah untuk membuat kerusuhan pada umat Islam Madinah. Demikian pula dengan kaum yahudi dan orang-orang kafir yang lain. Dalam masa selanjutnya, mereka membentuk pasukan yang lebih besar lagi untuk menyerang kaum muslimin. Hal itu terjadi pada perang Khandaq atau perang Ahzab.
Hikmah yang dapat kita ambil dari terjadinya perang Uhud terdapat dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 155.
إِنَّ الَّـذِيْنَ تَـوَلَّـوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْــتَــقٰى الْجَمْعٰنِ اِنَّـمـَا اسْتَـزَلَهُمُ الشَّيْطٰانُ بِـبَـعْضٍ مَاكَسَبُوْا. وَلَـقَدْ عَـفَا اللّـٰهُ عَـنْهُمْ. اِنَّ اللّـٰهَ غَــفُوْرٌ حَلِــيْمٌ : (ال عمران : 155)
Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kamu ketika terjadi pertemuan (pertempuran) antara dua pasukan itu, sesungguhnya mereka digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat (pada masa lampau), tapi Allah telah memaafkan mereka. Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha penyantun” (Q.S. Ali Imran : 155)
Dalam ayat diatas, Allah swt menjelaskan kelemahan kaum muslimin. Mereka tidak lagi disiplin dalam menjalankan perintah Rasulullah ﷺ. selain itu, kaum muslimin tergoda oleh harta rampasan. Sesungguhnya hal itu merupakan tipuan setan. Walaupun demikian, Allah swt tetap memberikan ampunan-Nya kepada mereka.
Demikianlah khutbah jum'at kali ini PERANG UHUD
Sekianlah khutbah jumat PERANG UHUD kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk sahabat semua. baiklah, sampai jumpa di postingan khutbah jumat lainnya.
Anda sekarang membaca artikel khutbah jumat PERANG UHUD dengan alamat link https://edisikhutbahjumat.blogspot.com/2016/08/perang-uhud.html
Title | PERANG UHUD |
Rating | 5 |
Reviewer | Unknown |
0 Response to "PERANG UHUD"
Posting Komentar